Kamis, 07 Maret 2013

Insomnia Tingkatkan Risiko Gagal Jantung Hingga 3 Kali Lipat

 

 

Jangan menganggap sepele masalah seperti insomnia, dimana seseorang mengalami kesulitan untuk tidur dan tetap terjaga. Studi terbaru di Norwegia menemukan bahwa insomnia dapat meningkatkan risiko gagal jantung hingga 3 kali lipat.

"Insomnia adalah jenis gangguan tidur yang paling umum terjadi, tetapi juga mudah ditangani dan diobati," kata Dr. Lars Laugsand dari Norwegian University of Science and Technology, yang memimpin studi tersebut.

               Banyak studi telah mempelajari bahayanya durasi tidur yang pendek dan kualitas tidur yang buruk terhadap kesehatan. Kini peneliti berusaha mengaitkan antara insomnia dengan gagal jantung, hasil studi menunjukkan bahwa keduanya saling terkait, tetapi bukan berarti insomnia benar-benar menyebabkan gagal jantung.

               Gagal jantung adalah kondisi kronis dimana jantung tidak mampu memompa darah secara efisien, sehingga tidak mencukupi kebutuhan darah di seluruh tubuh. Gagal jantung mungkin disebabkan karena sistem biologis dalam tubuh yang terganggu.

"Salah satu mekanisme yang mungkin mengaktifkan respon stres dalam tubuh dan dapat mempengaruhi fungsi jantung adalah insomnia," lapor Laugsand dalam European Heart Journal edisi 6 Maret, seperti ditulis ivillage, Untuk mengukur efek insomnia terhadap risiko gagal jantung, tim Laugsand mengumpulkan data dari 54.000 pria dan wanita yang terlibat dalam studi faktor-faktor kesehatan masyarakat Norwegia antara tahun 1995 dan 1997. Pada awal studi, tidak ada satupun peserta yang memiliki gagal jantung pada awal studi.

Peneliti juga mengajukan beberapa pertanyaan tentang kualitas tidur para peserta dan apakah mereka mengalami kesulitan untuk jatuh tertidur. Setelah 11 tahun masa tindak lanjut, lebih dari 1.400 peserta telah mengembangkan gagal jantung. Orang-orang yang memiliki gejala insomnia, mengalami peningkatan risiko 3 kali lipat terhadap gagal jantung, dibandingkan dengan orang yang tidur dengan baik. Ketika insomnia disertai dengan depresi dan kecemasan, risiko tersebut bahkan dapat meningkat hingga 4 kali lipat.

Secara khusus, orang yang mengalami kesulitan tidur hampir setiap malam dan selalu merasa lelah di pagi hari lebih dari sekali dalam seminggu, dikaitkan dengan peningkatan risiko gagal jantung, dibandingkan dengan orang yang tidak pernah atau jarang mengalami gejala-gejala ini. Temuan ini sifatnya tetap, bahkan setelah para peneliti memperhitungkan faktor umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, kerja shift, tekanan darah, kolesterol, diabetes, berat badan, aktivitas fisik, merokok, penggunaan alkohol dan serangan jantung yang pernah dialami.

"Insomnia dapat meningkatkan respon tubuh terhadap inflamasi dan stres, sehingga hal ini mungkin menjadi alasan meningkatnya risiko gagal jantung," kata Dr Gregg Fonarow, profesor kardiologi di University of California, Los Angeles dan juru bicara American Heart Association.

Fonarow yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut menanggapi bahwa masih diperlukan studi lebih lanjut untuk mengetahui apakah mencegah atau mengobati insomnia akan menurunkan risiko berkembangnya gagal jantung.

 Scource : www.detik.com

Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar:

Posting Komentar